Pernah dengar wejangan keren dari Sayyidina Ali ibn Abi Thalib karramallahu wajhah, yang juga punya julukan Abu Turab? Beliau punya nasihat singkat tapi maknanya dalam banget tentang cara kita bersikap:

كن عند الله خير الناس وكن عند النفس شرالناس وكن عند الناس رجلا من الناس

Gampangnya, begini nih maksudnya:

  1. Di mata Allah: Jadilah sebaik-baik manusia.

  2. Di mata diri sendiri (jiwa): Jadilah seburuk-buruk manusia.

  3. Di mata masyarakat: Jadilah sosok yang membaur (mempersatukan mereka).

Nasihat hebat ini bisa kamu temukan di dua kitab masyhur, yaitu Kitab Nashaihul ’Ibad (hal. 12) dan Kasyful Khafa’ wa Muzilul Ilbas (hal. 123).

Jangan Pernah Merasa Lebih Baik dari Siapa Pun!

Nah, Syekh Nawawi Banten, ulama yang karyanya (terutama Nashaihul ’Ibad) populer banget di kalangan pesantren kita, kasih penjelasan tambahan yang nendang soal poin kedua tadi: "Jadilah kamu di lihat dari sisi jiwa sebagai seburuk-buruk individu manusia!"

Beliau mengutip wejangan dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailany yang isinya bikin kita merenung:

إﺫﺍ ﻟﻘﻴﺖ أﺣﺪﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺭأﻳﺖ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﻟﻪ ﻋﻠﻴﻚ...

Intinya begini, kalau kamu ketemu siapa pun, coba deh tanamkan dalam hati, "Kayaknya dia lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya di sisi Allah daripada aku."

  • Kalau ketemu anak kecil: "Dia belum banyak dosa, aku sudah. Jelas dia lebih baik!"

  • Kalau ketemu orang tua: "Beliau sudah beribadah jauh lebih lama dariku. Pasti lebih baik!"

  • Kalau ketemu orang berilmu: "Ilmu dia banyak banget, ngamalin ilmunya lagi. Aku belum sampai ke level itu. Dia lebih baik!"

  • Kalau ketemu orang bodoh (yang berbuat dosa): "Dia maksiat karena nggak tahu, aku maksiat padahal tahu akibatnya. Aku nggak tahu bagaimana akhir hidupku nanti, dia juga. Siapa tahu dia husnul khatimah."

  • Kalau ketemu orang kafir: "Aku nggak tahu, jangan-jangan nanti dia dapat hidayah, masuk Islam, dan akhirnya husnul khatimah. Siapa tahu malah aku yang su'ul khatimah."

(Nashaihul ’Ibad, hal. 12).

Pesan ini mengajarkan kita tentang tawadhu (rendah hati) tingkat tinggi. Fokusnya adalah mengawasi aib dan kekurangan diri sendiri, bukan sibuk mengadili orang lain. Kenapa? Karena kita nggak pernah tahu bagaimana nasib kita di akhir hayat nanti: husnul khatimah (akhir yang baik) atau su'ul khatimah (akhir yang buruk).

Jangan Sok Eksklusif, Membaurlah!

Lanjut ke poin ketiga dari Sayyidina Ali: "Dan jadilah kamu di sisi masyarakat sebagai seorang yang mempersatukan mereka!"

Syekh Nawawi Banten berkomentar:

فإن الله يكره أن يرى عبده متميزاً عن غيره كما في الحديث

Artinya: "Sungguh Allah SWT tidak suka melihat hamba-Nya yang mengistimewakan (menyendirikan) diri dari sesamanya, sebagaimana ada dalam sebuah hadits." (Nashaihul ’Ibad, hal. 12).

Maksudnya, janganlah kita sok hebat, sok suci, atau merasa lebih tinggi dari teman-teman atau tetangga kita. Harus membaur!

Hal ini didukung oleh sebuah kisah keren dari Rasulullah SAW saat sedang dalam perjalanan safar (bepergian).

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في بعض أسفاره فأمر بإصلاح شاة...

Suatu ketika, Nabi SAW dan para sahabatnya mau masak kambing.

  • Ada yang bilang: "Biar aku yang nyembelih, ya Rasul!"

  • Ada yang bilang: "Aku yang mengulitinya!"

  • Ada yang bilang: "Aku yang memasaknya!"

Terus, apa kata Nabi SAW?

فقال صلى الله عليه وسلم وعلي جمع الحطب

"Kalau begitu, aku bagian yang mengumpulkan kayu bakarnya!"

Para sahabat protes: "Ya Rasulullah, biar kami saja! Kami sudah cukup kok!"

Tapi Rasulullah SAW menjawab:

قد علمت أنكم تكفوني ولكني أكره أن أتميز عليكم فإن الله يكره من عبده أن يراه متميزا بين أصحابه

"Aku tahu kalian bisa melakukannya sendiri. Tapi aku nggak suka jadi orang yang diistimewakan di antara kalian. Karena sungguh, Allah SWT benci melihat hamba-Nya mengistimewakan diri di antara teman-temannya!"

Setelah itu, Rasulullah SAW beneran bangun dan ikut mencari kayu bakar! (Riwayat Imam At-Thabary dalam Khulashatu Sa’iri Sayyidil Basyar, juz I, hal. 87).

Intisarinya

Jadi, nasihat Sayyidina Ali ini mengajarkan kita untuk selalu:

  1. Fokus sama Allah. Lakukan yang terbaik untuk akhirat.

  2. Koreksi diri sendiri. Selalu anggap orang lain lebih baik, agar kita terus berusaha dan tidak sombong.

  3. Membaur dan gotong royong. Jangan pernah merasa spesial atau lebih tinggi dari teman-temanmu.

Siapkah kamu menerapkan tiga rahasia hidup keren ini?