About

nderekngaji

Situs web www.nderekngaji.com merupakan platform yang menyediakan berbagai informasi serta Kitab Islam dalam format PDF yang dapat diunduh secara gratis. Kitab kuning, yang tersedia di situs ini, merujuk pada kumpulan kitab studi Islam yang ditulis dalam bahasa Arab klasik dan kitab dari berbagai mazhab 4. Materi-materi ini mencakup sejumlah bidang studi keislaman, termasuk tafsir (penafsiran Al-Qur'an), ilmu tafsir, hadits, ilmu hadits, fikih atau hukum Islam, ushul fiqih, sejarah atau tarikh, ilmu hisab dan ilmu falak, tajwid, siyasah (politik), aqidah atau tauhid atau ilmu kalam, dan topik-topik lainnya. Seluruh konten tersebut dapat diunduh secara gratis melalui tautan PDF yang tersedia di situs ini.

Selain itu, situs ini menyajikan berbagai pengetahuan tentang Islam dengan rujukan kitab-kitab yang dipakai kebanyakan pesantren Ahlusunnah wal Jamaah seperti kitab Taqrib, Fathul Qarib, Fathul Mu'in, Bajuri, Ibanatul ahkam, Tafsir Jalalain, Al-Um, Al-Adzkar An-Nawawi, dan masih banyak lagi. 

Situs ini dikelola oleh komunitas santri, lihat kami di Instagram (@nderekngajicom) yang fokus menyebarkan dakwah Islam yang berfaham Ahlusunnah wal Jamaah. Jika menemukan kesalahan tulisan ataupun pengutipan dalil silahkan hubungi kami disini

Perlu diketahui nderekngaji itu berasal dari bahasa Jawa yang meiliki arti ikut ngaji. Sehingga dengan adanya situs ini semoga bisa bermanfaat bagi umat muslim yang belum sempat mengaji pendalaman islam dan juga bermanfaat bagi santri yang sedang mencari file-file kitab yang berbentuk pdf.

Sebarkan Kebaikan

Kebaikan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu yang melakukannya, tetapi juga bagi mereka yang mengajak atau mendorong orang lain untuk berbuat baik. Baik pelaku kebaikan maupun pendukungnya akan mendapatkan pahala yang sebanding dan setimpal. Sebaliknya, dampak buruk dari perbuatan jahat tidak hanya menimpa pelakunya saja, tetapi juga pada orang yang turut mendorong atau mengajak untuk berbuat jahat. Keduanya akan berbagi dosa yang sama, tanpa mengurangi tingkat dosa satu sama lain. Konsep ini dijelaskan secara tegas oleh Sayyid Muhammad al-Maliki (1944-2004) dalam karyanya yang berjudul Kasyful Ghummah (1401 H). Kitab ini, yang terdiri dari 84 halaman, menyajikan penjelasan terinci mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kesalehan sosial.

Hadis yang diriwaykan oleh Sayyidina Abu Mas’ud ra. (41 H).

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ (رواه أبو داود)

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Mas’ud al-Anshari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala sepadan dengan orang yang melakukannya.” (HR Abu Dawud)

Dalam penelitian takhrij, hadis ini tidak hanya ditemukan dalam Kitab Sunan Abu Dawud, tetapi juga tercantum dalam Shahih Muslim, Musnad Ahmad, dan Sunan al-Tirmidzi. Fakta ini menunjukkan bahwa hadis tersebut memiliki banyak sumber yang meyakinkan, tidak hanya berasal dari satu jalur. Variasi dalam riwayat hadis tersebut saling menguatkan satu sama lain, memberikan dukungan yang kuat terhadap statusnya sebagai hadis yang sahih.

Hadits yang kedua adalah bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah (59 H).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا (رواه مسلم)

Artinya: Diriwayatkan dari Abi Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa mengajak kepada petunjuk (amal baik), maka ia mendapatkan pahala sama seperti pahalanya orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukannya. Barang siapa yang mengajak pada kesesatan, maka ia mendapatkan dosa setimbang dengan dosa orang yang mengikutinya. Tanpa sedikitpun mengurangi dosa orang yang melakukannya.” (HR Muslim).

Dalam penyampaian yang disertai kutipan dari Imam al-Thibi (743 H), Sayyid Muhammad al-Maliki menekankan signifikansi kata "huda" (petunjuk) dalam teks hadits, menggambarkannya sebagai isim nakiroh yang mencakup seluruh arahan positif, baik yang besar maupun kecil, yang dianggap sepele atau penting. Semua tindakan baik tersebut dijanjikan mendapat balasan yang setimpal, bahkan untuk tindakan sekecil hanya menyingkirkan duri di jalan.

Dari perspektif ini, Sayyid Muhammad al-Maliki menjelaskan mengapa seorang faqih (ahli hukum) memiliki posisi yang sangat dihargai. Menurutnya, satu faqih memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan 1000 abid (ahli ibadah), hal ini karena ilmu dan petunjuk yang disampaikan oleh seorang faqih akan terus memberikan keberkahan. Hal ini terjadi selama ada individu yang terus mengikuti ajakan kebaikannya dan mengamalkan petunjuk ilmu yang diberikan. Kebaikan ini dijanjikan akan terus mengalir hingga Hari Kiamat.

Semoga kita semua terinspirasi untuk terus mengajak kepada kebaikan dan mengamalkan petunjuk ilmu yang bermanfaat.

Media Sosial Kami


No Comment
Add Comment
comment url