Apakah teman itu berpengaruh terhadap kehidupan kita, sehingga kita perlu memilih teman???

Mari kita baca kitab Riyadussholihin semoga manfaat dan terjawab.

بسم الله الرحمن الرحيم.

وعن أَبي هريرة رضي اللَّه عنه أَن النبيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكمْ مَنْ يُخَالِلُ ".

رواه أَبُو داود. والترمذي بإِسنادٍ صحيح، وَقالَ الترمذي: حديثٌ حسنٌ.

Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda:

“Seseorang itu berada di atas agama (kebiasaan, cara hidup, akhlak) temannya yang dekat (kekasihnya). Maka hendaklah salaeh seorang dari kalian memperhatikan siapa yang ia jadikan teman dekat.”

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad yang shahih. At-Tirmidzi berkata: hadis ini hasan.

Jelasnya begini 

1. Pengaruh teman sangat besar: Hadis ini menegaskan bahwa karakter, akhlak, bahkan keyakinan seseorang bisa terbentuk dan dipengaruhi oleh sahabat dekatnya.

2. Pentingnya selektif dalam memilih teman: Nabi ﷺ mengajarkan agar seorang Muslim berhati-hati dan memilih teman yang baik, karena hal itu akan berpengaruh langsung pada agama dan akhlaknya.

3. Agama mencakup akidah dan perilaku: Kata din di sini mencakup keyakinan, kebiasaan, akhlak, dan perilaku. Artinya, teman bukan hanya memengaruhi cara berpikir, tetapi juga cara beramal.

Penguat dari Kitab-Kitab

1. Al-Munāwī dalam Fayd al-Qadīr

Beliau menjelaskan:

 "الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ" أي على عادته وسيرته وطريقته

(“Seseorang berada di atas agama temannya, maksudnya mengikuti kebiasaan, jalan hidup, dan perilakunya.”)


2. Ibn Hajar al-‘Asqalānī dalam al-Matālib al-‘Āliyah

Hadis ini menunjukkan bahwa pergaulan dan persahabatan memiliki dampak langsung terhadap akhlak dan agama seseorang.

3. Al-Ghazālī dalam Ihyā’ ‘Ulūm ad-Dīn

Beliau menekankan bahwa memilih teman yang saleh adalah kewajiban bagi orang yang ingin memperbaiki agamanya, sebab “hati manusia itu cepat meniru dan terpengaruh oleh keadaan temannya.”

4. Al-Qur’an sebagai pendukung

Allah ﷻ berfirman:

"وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا • يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا"

(QS. al-Furqān: 27–28).

Orang zalim akan menyesal di akhirat karena menjadikan teman buruk sebagai sahabat dekat.

Juga dalam QS. at-Tawbah: 119

"يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ"

Allah memerintahkan agar orang beriman bersama orang-orang yang jujur.

Kesimpulan utama: Hadis ini mengajarkan agar kita memilih sahabat yang baik, saleh, jujur, dan berakhlak, karena teman dekat sangat memengaruhi keimanan, akhlak, dan jalan hidup kita.

Rekomendasi redaksi

Jadilah orang baik yang bisa mempengaruhi orang lain (dg kebaikan itu). agar bisa berteman, berkawan, dan bersahabat dg siapapun tanpa harus pilih-pilih. 😃😃🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Semoga Husnul khatimah Aamiin yarobbal Aalamin.