Mengganti Pakaian Ihram Haji
nderekngaji.com - Seorang jamaah sedang dalam keadaan ihram, yang merupakan kondisi suci yang harus dijaga selama pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan selama dalam keadaan ihram, jamaah tersebut memutuskan untuk mandi. Selain mandi, dia juga mengganti pakaian ihramnya dengan yang baru. Keputusan untuk mandi dan mengganti pakaian ihram ini menimbulkan pertanyaan mengenai ketentuan syariah yang berlaku dalam kondisi ihram, khususnya terkait tindakan yang diperbolehkan dan yang dilarang. Masalah ini penting untuk dipahami agar jamaah tetap menjaga keabsahan ibadahnya sesuai dengan tuntunan agama. Bolehkan jamaah haji yang sedang ihram melaksanakan mandi dan kemudian mengganti pakaian ihramnya?
Jawaban
Diperbolehkan mengganti pakaian ihram sebagaimana diperbolehkannya mandi, dikarenakan mengganti pakaian ihram tidak termasuk larangan, namun dengan syarat pakaian gantinya juga merupakan pakaian ihram yang sesuai dengan tuntunan syariat yakni pakaian yang tidak berjahit. Adapun mengenai mandi saat ihram hukumnya boleh menurut Madzhab Syafii dan Hanbali, menurut Imam Hanafi tidak boleh mandi dengan memakai sabun dan menurut Madzhab maliki diperbolehkan mandi namun dengan niat untuk mendinginkan badan bukan untuk bebersih.
الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي ج ۳ ص ۲۹۹
وَالْخُلَاصَةُ تَحْرِيمُ مَس الطَّيبِ بِالْأَنْفَاقِ وَكَذَا قَصْدُ شَمِّهِ عِنْدَ الْحَنَابِلَةِ وَيُكْرَهُ عِنْدَ غَيْرِهم وتحريم الْإِدْهَان بالزُّيُوتِ مُطْلَقاً عِنْدَأ أبي حنيفة وَالْمَالِكِيَّةِ ، وَبِالدُّهْنِ الْمُطَيِّبِ عِنْدَ الْحَنَابِلَةَ دُونَ غَيْرِ الْمُطَيِّبِ، وَدُهْنِ وَالرَّأْسِ فَقُطْ مُطْلَقَاً عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَلَوْ مُطَيِّبِ وَيَجُوزُ الْاِغْتِسَالُ وَلَوْ بِالصَّابُونِ عِنْدَ الشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ ، وَلَا يَجُوزُ بِالصَّابُونِ وَنَحْوِهِ عِنْدَ الْحَنَفِيَّةِ، وَيَغْتَسِلُ عِنْدَ الْمَالِكِي لِلتَّبَرِّدِ لَا لِلْتَنْظِيفِ
Kesimpulannya, menyentuh wewangian adalah haram menurut kesepakatan ulama. Begitu pula, dengan sengaja mencium wewangian haram menurut madzhab Hanabilah, sedangkan menurut madzhab lainnya dihukumi makruh. Meminyaki tubuh dengan minyak secara mutlak diharamkan menurut Abu Hanifah dan Malikiyah, sementara menurut Hanabilah hanya minyak yang beraroma yang diharamkan, tidak termasuk yang tidak beraroma. Sedangkan menurut Syafi'iyah, yang diharamkan adalah meminyaki rambut dan kepala saja, walaupun dengan minyak yang tidak beraroma. Mandi diperbolehkan, bahkan dengan sabun, menurut madzhab Syafi'iyah dan Hanabilah, tetapi tidak diperbolehkan dengan sabun atau sejenisnya menurut Hanafiyah. Bagi Malikiyah, mandi diperbolehkan untuk menyegarkan badan, bukan untuk membersihkan.
الاقماع في حل الفاظ شجاع ج ٢٥٩
وحكم الفوات وقد بدأ بالقسم الاول فقال) ويحرم على المحرم ( بحج أو عمرة أو بهما أمور كثيرة المذكورة منها هنا ) عشرة أشياء(الأول )لبس المخيط( وما في معناه كالمنسوج على هيئته والملزوق واللبد سواء كان من قطن أم من جلد ومن غير ذلك في جميع بدنه إذا كان معمولا على قدره على الهيئة المألوفة فيه ليخرج ما إذا ارتدى بقميص أو قباء أو اتزر بسراويل فإنه لا فدية في ذلك
Hukum tentang hal-hal yang terlarang bagi orang yang sedang ihram (dalam ibadah haji atau umrah atau keduanya) telah disebutkan pada bagian pertama, yaitu (sepuluh hal yang terlarang). Yang pertama: (memakai pakaian berjahit) atau yang sejenisnya, seperti kain yang dibuat menyerupai pakaian yang pas di tubuh, yang dilapisi atau dikeraskan, baik dari katun, kulit, atau bahan lainnya, jika dipakai sesuai bentuk tubuh. Hal ini berbeda jika eseorang menggunakan kemeja atau jubah sebagai selendang, atau menggunakan celana panjang sebagai sarung, karena dalam hal ini tidak ada denda yang dikenakan.
Untuk mendapatkan Update Terbaru Follow channel WhatsApp Nderekngaji sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029Vaq5dJDJJhzZpZCjbS3d
0Komentar