Bab 4 : Puasa - Terjemah Ghoyah wa Taqrib

 


كِتَابُ الصِّيَامِ

Puasa

Syarat dan Rukun Puasa

وَشَرَائِطُ وُجُوْبِ الصِّيَامِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ : الْإِسْلَامُ وَالْبُلُوغُ وَالْعَقْلُ وَالْقُدْرَةُ عَلَى الصَّوْمِ وَفَرَائِضُ الصَّوْمِ أَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ : النِيَّةُ وَالْإِمْسَاكُ عَنِ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالْجِمَاعِ وَتَعَمُّدِ الْقَيْءِ.

Syarat-syarat wajib puasa ada tiga, yaitu:

  1. Islam.
  2. Baligh.
  3. Berakal sehat
  4. Mampu menjalankan puasa.

Fardlu-fardlu puasa ada empat, yaitu:

  1. Niat.
  2. Menahan diri dari makan dan minum.
  3. Menahan diri dari jima'.
  4. Mencegah diri dari muntah-muntah yang disengaja.

Perkara yang Membatalkan Puasa

وَالَّذِي يُفْطِرُ بِهِ الصَّائِمُ عَشْرَةُ أَشْيَاءَ: مَا وَصَلَ عَمْدًا إِلَى الْجَوْفِ وَالرَّأْسِ وَالْخَقْنَةِ فِي أَحَدِ السَّبِيْلَيْنِ وَالْقَيْءُ عَمْدًا وَالْوَطْءُ عَمْدًا فِي الْفَرْجِ وَالْإِنْزَالِ عَنْ مُبَاشَرَةِ وَالْخَيْضُ وَالنَّفَاسُ وَالْجُنُونُ وَالرَّدَّةُ.

Perkara yang membatalakan puasa itu ada 10 macam, yaitu:
  1. Masuknya sesuatu kedalam tubuh dengan disengaja melalui lubang yang terbuka.
  2. Masuknya sesuatu ke bagian dalam kepala melalui luka (lubang yang tertutup) dengan disengaja.
  3. Memasukkan obat melalui salah satu lubang dubur atau qubul.
  4. Muntah dengan sengaja.
  5. Bersenggama dengan sengaja.
  6. Keluarnya sperma sebab bersentuhan (mubasyaroh) secara langsung.
  7. Haid.
  8. Nifas.
  9. Gila.
  10. Murtad.

Sunah Puasa

وَيُسْتَحَبُّ فِي الصَّوْمِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: تَعْجِيْلُ الْفِطْرِ وَتَأْخِيْرُ السَّحُوْرِ وَتَرْكُ الْهُجْرِ مِنَ الْكَلَامِ.

Perkara yang disunahkan dalam puasa itu ada tiga, yaitu:
  1. Bergegas ketika berbuka.
  2. Mengakhirkan sahur.
  3. Meninggalkan perkataan yang kotor.

Hari-hari yang Diharamkan Puasa

وَيَحْرُمُ صِيَامُ خَمْسَةِ أَيَّامٍ الْعِيْدَانِ وَأَيَّامُ التَّشْرِيْقِ الثَّلَاثَةُ وَيُكْرَهُ صَوْمُ يَوْمِ الشَّكُ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ عَادَةً لَهُ.

Hari-hari yang diharamkan berpuasa ada lima, yaitu:
  1. Dua hari raya (Idul Adha dan Idul Fitri).
  2. Tiga hari Tasyri' (tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah).

Dimakruhkan berpuasa pada hari yang masih Syak (diragukan) kecuali jika hari tersebut bertepatan dengan puasa wiridnya (kebiasaannya).

Kafarat dan Udzur meninggalkan Puasa

وَمَنْ وَطِئَ فِي نَهَارِ رَمَضَانَ عَامِدًا فِي الْفَرْجِ فَعَلَيْهِ الْقَضَاءُ وَالْكَفَّارَةُ وَهِيَ: عِتْقُ رَقَبَةٍ مُؤْمِنَةٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِثْنَ مِسْكِيْنًا لِكُلِّ مِسْكِيْنٍ مُدُّ. وَمَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامُ مِنْ رَمَضَانَ أُطْعِمَ عَنْهُ لِكُلِّ يَوْمٍ مُدُّ. وَالشَّيْخُ الْهَرَمُ إِذَا عَجَزَ عَنِ الصَّوْمِ يُفْطِرُ وَيُطْعِمُ عَنْ كُلِّ يَوْمٍ مُدًّا. وَالْحَامِلُ وَالْمُرْضِعُ إِنْ خَافَتَا عَلَى أَنْفُسِهِمَا: أَفْطَرَنَا وَعَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ وَإِنْ خَافَتَا عَلَى أَوْلَادِهِمَا: أَفْطَرَنَا وَعَلَيْهِمَا الْقَضَاءُ وَالْكَفَّارَةُ عَنْ كُلَّ يَوْمٍ مُدُّ وَهُوَ رِضَلٌ وَثُلُثٌ بِالْعِرَاقِ وَالْمَرِيضُ وَالْمُسَافِرُ سَفَرًا طَوِيْلًا يُفْطِرَانِ وَيَقْضِيَانِ.

Orang yang sengaja melakukan jima' pada siang hari di bulan Ramadhan maka wajib mengqadla' puasanya serta membayar kafarat yang berupa pemerdekaan satu budak yang mukmin, atau jika tidak mampu maka berpuasa selama 2 bulan berturut-turut. Apabila masih tidak mampu, maka dapat diganti dengan memberikan sembako pada 60 orang miskin yang perorangnya mendapatkan minimal 1 mud.

Orang yang meninggal dunia sementara dia masih mempunyai tanggungan puasa Ramadhan maka puasanya diganti dengan membayar 1 mud perharinya, hal tersebut diambilkan dari harta peninggalannya (tirkah).

Orang-orang yang diperbolehkan meninggalkan puasa:

  1. Orang tua yang tidak mampu berpuasa diperbolehkan berbuka dengan mengganti puasanya dengan satu mud perhari.
  2. Wanita yang sedang hamil dan wanita yang sedang menyusui, diperbolehkan meninggalkan puasa dengan diwajibkan mengqadla'nya apabila dia khawatir akan dirinya sendiri. Apabila ia khawatir akan anak yang dikandungnya, maka selain diwajibkan mengqadla' puasanya, ia juga wajib membayar kafarat (satu mud perhari).
  3. Orang yang sakit dan orang yang bepergian jauh, diperbolehkan meninggalkan puasa dan wajib mengqadla'nya.

Pasal : I'tikaf

(فَضْلُ) وَالْاِعْتِكَافُ سُنَّةٌ مَسْتَحَبَّةٌ وَلَهُ شَرْطَانِ البَيَّةُ وَالْكُبْتُ فِي الْمَسْجِدِ. وَلَا يَخرُجُ مِنَ الْاِعْتِكَافِ الْمَنْذُوْرِ إِلَّا لِحَاجَةِ الْإِنْسَانِ أَوْ عُذْرٍ مِنْ حَيْضٍ أَوْ مَرَضِ لَا يُمْكِنُ الْمُقَامُ مَعَهُ وَيَبْطُلُ بِالْوَطْء.

I'tikaf (menetap dalam Masjid) adalah sunah hukumnya dengan menetapi dua syarat, yaitu niat dan menetap dalam Masjid. Orang yang 'tikaf karena nadgar tidak diperbolehkan keluar dari Masjid kecuali karena adanya hajat atau udzur seperti haid atau sakit yang tdak memungkinkan untuk menetap di masjid dan i'tikaf ini (i'tikaf nadzar) akan batal apabila orang tersebut melakukan wathi (bersetubuh).

Baca Juga : Haji

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url