Di Bawah Lindungan Ka'bah

Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah merupakan karya realis yang tidak akan sulit dipahami oleh pembaca dari segi bahasa dan teknik penceritaan. Penulis berhasil menciptakan suasana realistis sejak awal dengan menggabungkan fakta-fakta sosial dan kutipan berita. Misalnya, ia mengacu pada perjalanan dua tokoh pergerakan nasional, H.O.S. Cokroaminoto dan K.H. Mas Mansyur, yang dalam cerita ini telah melakukan ibadah Haji ke Tanah Mekah pada tahun sebelumnya (1926). Novel ini juga menggambarkan situasi politik di Arab pasca-kekuasaan Syarief Husin dan masa pemerintahan Ibnu Saud, yang mencakup perubahan nama Jazirah Arab menjadi Arab Saudi.

Selain itu, penulis juga menggunakan pilihan nama tokoh yang membantu memperkuat cerita. Nama-nama seperti Haji Ja'far, Asiah, Hamid, Zainab, Saleh, dan lainnya memiliki makna tertentu atau dapat merujuk pada tokoh-tokoh sejarah yang benar-benar ada. Hal ini melibatkan pembaca secara aktif, karena mereka dapat menemukan hubungan antara novel yang sedang mereka baca dengan teks lain yang pernah mereka temui atau pengetahuan yang ada dalam ingatan mereka. Keterkaitan ini antara novel ini dan teks lainnya menjadi salah satu faktor yang menarik dalam membaca dan mengkaji Di Bawah Lindungan Ka'bah.